selalu
ada gundah
merebah,
tak mampu aku bawa arah tubuh
sementara
sang detik menusuku dalam- dalam
aku
terjebak dalam kelana
menukil
sketsa yang aku mau
pada
belantara aku temukan kau
tak
heran bila sedih
melepaskan
tiap urat nadiku...
jalan
jalan yang pernah kita lalui
berpagar beluntas
bersandar
pada bilah bambu
kini
memekik, tak mampu kudengar
tinggal
satu lagi,
cerita
panjang membelit tiap kata hati
akan
kulepas, berseloroh dengan batang jambu
di
halaman rumah, kala kau dan aku satu.....
JAKARTA 4 Januari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar