aku
bawakan kau segenggam rindu..
di
atas kado berhias cemerlang tawa...
agar
kau mampu mendulang hari
dengan
semi dan tumbuhkan sesuatu...
namun
kau lebih memilih menggambar cakrawala
senja....tanpa
bulir cinta
aku
menjadi setengah bernafas...
aku
dalam kelambu rindu...
wajah
sang bulan menyoroti
galau..di
tengah malam yang sepoi dingin
aku
rindu....Semarang 23 Sep 12
Semi...
minggu
sore...!!!...hari ini...
aku nunggu kasihku...
yang berjanji menghabiskan hari
dan mengurai penat sendi tulang
menjernihkan sudut otak...
aku nunggu kasihku...
yang berjanji menghabiskan hari
dan mengurai penat sendi tulang
menjernihkan sudut otak...
menggairahkan
denyut nadi darah...
kita sambangi, segala apa yang meranggas
ditikam kemarau...
kita tunggu semi,
yang mampu menyodorkan gairah hidup
kehangatan cinta...
hingga kau mampu lebih ringan
mengayunkan langkah kaki...
jangan tunggu, pusaran nasib..
karena kita adalah terbiasa terkapar
dalam terkaman nasib...tajamnya hidup
kita masih punya harap
untuk pagi bersenandung kenari dan kutilang, 23 Sept 2012
kita sambangi, segala apa yang meranggas
ditikam kemarau...
kita tunggu semi,
yang mampu menyodorkan gairah hidup
kehangatan cinta...
hingga kau mampu lebih ringan
mengayunkan langkah kaki...
jangan tunggu, pusaran nasib..
karena kita adalah terbiasa terkapar
dalam terkaman nasib...tajamnya hidup
kita masih punya harap
untuk pagi bersenandung kenari dan kutilang, 23 Sept 2012
Gerimis
Negeri
ini..
berpagar
gerimis setahun..
meski
saat ini, gerimis mulai melangkah surut...
menerbangkan
debu liar...dalam deru kemarau...
daun
hijaupun menjerit , Archipelago dalam suram
tarian
bidadari tak lagi seanggun
kala
mereka bermandi canda ria
di
Toba dan Telaga Sarangan
Negeri
ini tak lagi bermanik..
kalungan
mutiara di leher bidadari
hanya
saling pekik dan kepalan tangan
memenuhi
jalan jalan centang perentang
untuk
menggali kuburnya sendiri
kta
adalah hamba Tuhan, yang berbaju
senyum
renyahm warna warni bulu Cendrawasih
adalah
saksi untuk kita, dalam damai
syahdu
seperti tidurnya sang pengantin
selalu
dalam mesra dan tali asih...23 Sept 2012
Tuhan..
aku
bukan Sang Sufi....
yang
kau nobatkan dengan pena emasmu...
aku
hanya biduk berlayar koyak...
di
tengah durjana ombak lautan...hitam
kelam
biarkan tabir putih bersih Engkau tebarkan..
agar mampu kunaungi dalam empat penjuru
angin...
Buku Harianku...
satu dua hari aku selesaikan...
biarkan tersimpan dalam buku harian..
kumal ..tak pernah satu halamanpun
menyimpan seloroh tentangmu..
atau kala aku diam..resah mencumbu peluhku
biarkan tersimpan dalam buku harian..
kumal ..tak pernah satu halamanpun
menyimpan seloroh tentangmu..
atau kala aku diam..resah mencumbu peluhku
sendiri...
sampaikan pada angin barat dan timur
atau halaman bungalowmu..yang berlantai
gula gula cinta dan rayu....
namun aku tak pernah menyentuhnya
aku melesat, terpelanting pada
realita tentang halaman catatanku
yang bagai lai laki pandir...
jalan panjang dan tandus
adalah aku yang terhisap di dalamnya...
dalam celoteh belukar dan kerikil tajam..
aku membusungkan dada....
sampaikan pada angin barat dan timur
atau halaman bungalowmu..yang berlantai
gula gula cinta dan rayu....
namun aku tak pernah menyentuhnya
aku melesat, terpelanting pada
realita tentang halaman catatanku
yang bagai lai laki pandir...
jalan panjang dan tandus
adalah aku yang terhisap di dalamnya...
dalam celoteh belukar dan kerikil tajam..
aku membusungkan dada....
Tuhan..aku
dalam sepi...
bumipun
kini bererotis bengis
berteman
Dajjal dalam guratan Iblis laknat
ampuni
aku Tuhanku....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar