Untukmu
Aku di berandamu
Dengan sebilah
hati….
Werna
merah…terngiang sebuah gairah
Aku beranikan
menghias dengan sebuah prosa
Berisi taman
bunga seribu warna….
Anyelir ,
Dahlia, Melati
Agar kamu mampu
berhias
Mentari pagi dan
kicauan kenari
Saat Kau Disampingku
Inilah yang kamu
hasrati
Bila telah ranum
carawala fajar
yang tergolek
menggapai sebuah kepastian
Bila kau temui
lagi, padang
melekang
di tengah
kemarau yang mencibir…
menepiskan
belalang dan kupu
saat aku belum
mengemasi keranjang penuh
wangi bunga
Tak ada lagi …
Perjalanan
menembus tabir samar membelit harap
Hingga kamu
bercerita pagi yang sejuk
Masih Adakah Perhelatan Hati…?
Jangan ada lagi
nyanyian
yang sumbang
merajut awan gelap
Penuhi saja
bilik jantungmu……
dengan secawan
anggur merah
Hingga aku
menjadi liar menerjang
apa yang
sebenarnya belum aku mengerti
Sejenak kita
menanggalkan nafas
Agar mampu
bersimpuh
Melipat harap
dalam mengayunkan biduk
Mengemas wajah
yang jatuh ke bumi
Selamat
pagi..halaman rumahku…..
Tepikan Perahu Kita
Ketika kita
melihat jalan gersang termakan debu
Menyulut
kebiadaban derap langkah manusia beradu
Meradangkan ego
dan melemparkan tajamnya
sebilah pedang
ketamakan
Kita berikan
sudut hati kita yang lebih dingin
Agar mereka
mampu sebentar mengekangkan
Kuda sembrani hitam pekat
Menerbangkan
warna hitam dan menebaskan
angkara murka
Batas senja
telah diterpa angin dingin
Pohon palma yang berjejer masih
terpagut membujur
Kita sambut saja
malam hingga berhias purnama
Sebuah Dirgahayu
Merah….mendidihkan
gairah
Beruntai putih
mengokohkan lengan yang mengencang
Menengok langit
berhias kemanusian
dan bersemayam
mahkota Ibu Pertiwi.
Semarang Medio. Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar