Kamis, 01 November 2012

Sebuah Hati




Untukmu
Aku di berandamu
Dengan sebilah hati….
Werna merah…terngiang sebuah gairah

Aku  beranikan menghias dengan sebuah prosa
Berisi taman bunga seribu warna….
Anyelir , Dahlia, Melati
Agar kamu mampu berhias
Mentari pagi dan kicauan kenari

Saat Kau  Disampingku
Inilah yang kamu hasrati
Bila telah ranum carawala fajar
yang  tergolek menggapai sebuah kepastian

Bila kau temui lagi, padang melekang
di tengah kemarau yang mencibir…
menepiskan belalang dan kupu
saat aku belum mengemasi keranjang penuh
wangi bunga

Tak ada lagi …
Perjalanan menembus tabir samar membelit harap
Hingga kamu bercerita pagi yang sejuk

Masih Adakah Perhelatan Hati…?
Jangan ada lagi nyanyian
yang sumbang merajut  awan gelap
Penuhi saja bilik jantungmu……
dengan secawan anggur merah
Hingga aku menjadi liar menerjang
apa yang sebenarnya belum aku mengerti

Sejenak kita menanggalkan nafas
Agar mampu bersimpuh
Melipat harap dalam mengayunkan biduk
Mengemas wajah yang jatuh ke bumi

Selamat pagi..halaman rumahku

Tepikan Perahu Kita
Ketika kita melihat jalan gersang termakan debu
Menyulut kebiadaban derap langkah manusia beradu
Meradangkan ego dan melemparkan tajamnya
sebilah pedang ketamakan

Kita berikan sudut hati kita yang lebih dingin
Agar mereka mampu sebentar mengekangkan
Kuda sembrani hitam pekat
Menerbangkan warna hitam dan menebaskan
angkara murka

Batas senja telah diterpa angin dingin
Pohon palma yang berjejer masih terpagut membujur
Kita sambut saja malam hingga berhias purnama

Medio. Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar