Rabu, 21 November 2012

Di Boulevardmu



Kala  waktu  beranjak pagi
Tetap saja aku tak mau menepiskan
pada tiap yang kau selipkan dengan hutan hijau benderang,
namun  harus pulakah aku mengambil jarak  langkah.
Akan ketakutan pada benaku, tentang  yang kau singgahi langkah – langkah menuju keelokanmu.




Kala  kau Merajuk
Satu demi satu sepi hati aku tanggalkan,  pada sebilah ketidakpastian.
Lalu engkaupun datang dengan segelas air tawar,
berisi semerbak kembang setama warna-warni,
bilakah pertanda ini bisa aku selipkan.
Sementara awan beku  terbujur kaku.
Biarkan saja aku  menyurutkan langkah agar hati ini mampu bicara.



Kala  aku bicara  Cinta
Malam yang berenda dinginya angin  gunung ,
menelikung kedua sayapku, sehingga hanyalah sebujur bangkai kebisuan.
Lantas aku  benturkan pada dinding  asa yang terpuruk di ketidaktahuan.
Ada segumpal hasrat yang mengalir di seluruh nadi, hingga membuat pandang mataku yang menggelora ,
menebaskan semua yang ada di depanku.

Janganlah sekali lagi ,
jangan  pula  engkau abaikan hanya di Baulevardmu yang  beratap  sendu,
berpagar  duri yang menusuk tulang igaku yang merapuh.
Biarkan aku gendong saja sekeranjang  kata hati.

Bilakah menjadi pedang yang tajam.
Agar  nyali ini bisa  mendidihkan kebisuan kala malam di Boulevardmu



Bergayut di Biru  Langit
Barangkali  aku telantarkan saja
Halaman Baulevardmu hanya berisi angin kemarau
Dengan tumbuhan mengerontang  membawa  kepenatan hidup
Lalu belalangpun tak lagi  menyelipkan   tubuhnya
Karena padang gersang menghampar,   menghanguskan  aroma
Untuk mendera dan memecut  kisah hidup

Namun masih ada yang sisa
Yang aku rangkum dalam semangkok   hidangan malam hari
Bila sayap terlipat dan  langitpun membuka pintunya
Selamat malam pada yang ada di tengah hati
Kuncilah rapat Boulevardmu
Aku  harumkan badan yang tiada tersisa di halamanmu
Biarkan sementara aku baca cermiNYA
Tentang  kanvas hidup yang  beruntai namaNYA



Di  Episode  Terakhir
Masih adakah prosa hidup yang menyeruak
Menempuh segala apa dengan kaki telanjang
Jangankan menemukan sumber mata  air tawar
Untuk kugantikan dengan air mataku

Aku hadapi bayangan gelap yang selalu saja
menepikan  guratan  gambar
yang  terbesit  pada hymne kehidupan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar